Lumpia Duleg Khas Delanggu, Cita Rasa Langka yang perlu Dilestarikan

7672575732586529026
Lompya duleg edit

KLATEN – Lumpia duleg atau sosis duleg, makanan khas Klaten, semakin langka namun tetap digemari karena kelezatannya yang membuat ketagihan. Kecil namun bertenaga, lumpia mini ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan lumpia biasa, menjadikannya sebagai pilihan favorit bagi para pencinta kuliner.

Bahan utama lumpia ini adalah pati onggok yang dihasilkan dari saripati pohon aren. Pati yang direndam selama sehari semalam kemudian disaring dan dicampur dengan tepung terigu, serta dibumbui dengan bawang, garam, dan merica. Sebelumnya, lumpia ini diisi dengan pepaya muda, namun kini digantikan dengan taoge segar sebagai pengisi utama.

Untuk menikmati lumpia duleg ini, cara yang tepat adalah dengan mencocolnya ke dalam juruh, saus manis yang terbuat dari larutan gula jawa dan bawang. Eksklusivitas cara penyajian ini membuat lumpia ini disebut lumpia duleg, yang berarti “dicocol”.

Sentra pembuatan lumpia duleg berada di Dukuh Lemburejo, Desa Gatak, Delanggu, Klaten, di mana 15 warga masih mempertahankan tradisi ini. Salah satunya adalah Mbah Daliyem, yang telah membuat lumpia ini lebih dari setengah abad. Menariknya, Mbah Daliyem berjualan dengan cara dipikul, berkeliling dari pukul 10.00 WIB hingga dagangannya laku.

“Saya jualannya jalan kaki, dagangannya digendong. Biasanya mulai keliling jam 10.00 pagi sampai habis baru pulang,” ungkap Mbah Daliyem mengenai rutinitasnya.

Selain Mbah Daliyem, ada Nur Hidayah yang telah berjualan lumpia selama 18 tahun. Dalam sehari, ia mampu membuat 1.600 lumpia menggunakan empat kg pati onggok, meskipun penjualannya sedikit menurun saat pandemi.

“Saat ini, saya hanya bisa membuat adonan sekali sehari,” kata Nur Hidayah.

Srianto, seorang pembeli lumpia duleg, mengaku baru pertama kali mencoba makanan khas Klaten ini. “Harganya satu pack tadi lima ribu. Dengan harga segitu, gak kemahalan. Beli ini ya karena ini makanan khas Klaten, sekalian membantu UMKM yang terdampak pandemi,” jelasnya.

Lumpia duleg bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga simbol kekayaan kuliner yang patut dilestarikan.

aqua-ilustratif-ramadhan-1446-h (1)
300x600
Pasang-Iklan-disini-Hubungi-kami

Berita Internasional

Pengunjung