JAKARTA – Di tengah pusaran kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang mengguncang stabilitas perdagangan global, Indonesia mengambil langkah proaktif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sigap menjalin koordinasi dengan Malaysia, negara yang memegang tampuk Keketuaan ASEAN tahun 2025. Langkah ini menjadi krusial dalam merumuskan strategi bersama menghadapi tantangan ekonomi yang kian kompleks.
Kunjungan Airlangga ke Malaysia bukan sekadar kunjungan biasa. Ini adalah sinyal kuat bahwa Indonesia menempatkan kerjasama regional sebagai prioritas utama. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara membahas secara mendalam dampak kebijakan tarif Presiden Trump dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
Lebih dari itu, inisiatif ini mencerminkan komitmen Indonesia dan Malaysia untuk memperkuat posisi ASEAN di panggung dunia. Dengan bersatu, negara-negara ASEAN dapat memiliki daya tawar yang lebih besar dan mampu menghadapi gempuran ekonomi global dengan lebih percaya diri.
Pertemuan ini juga menjadi momentum penting untuk merevitalisasi kerjasama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Malaysia. Kedua negara sepakat untuk memanfaatkan Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (TIFA) sebagai landasan untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi.
Airlangga menekankan pentingnya sinkronisasi antar negara ASEAN dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal AS. Pasalnya, kebijakan ini berdampak pada seluruh negara anggota ASEAN. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi dan engagement yang kolektif dengan Pemerintah AS.
Dengan semangat kebersamaan dan solidaritas, Indonesia dan Malaysia bertekad untuk menjaga kepentingan ekonomi regional dan memastikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat ASEAN.