JAKARTA – Tidak terasa kita telah memasuki bulan Syawal setelah menjalani puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Hari ini, tepat satu hari setelah Idul Fitri, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah selama enam hari di bulan Syawal. Pendapat ini berdasarkan Madzhab Imam Syafi’i, Imam Ahmad, dan ulama lainnya, serta didukung oleh hadits Nabi Muhammad SAW yang menyampaikan,

“Siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diiringi dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR Muslim no 1164)

Dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah Syawal dimulai satu hari setelah lebaran dan dilakukan secara berurutan, yaitu dari tanggal 2 hingga 7 Syawal. Namun, bagi yang tidak dapat melaksanakannya secara berurutan, tidak ada masalah untuk melakukannya di hari lain sepanjang bulan Syawal.

Seperti ibadah lain, puasa sunnah Syawal perlu diniati terlebih dahulu. Niat ini sebaiknya diucapkan di dalam hati serta dilafalkan dengan lisan untuk memastikan keikhlasan. Niat dapat diucapkan dengan berbagai cara, tergantung pada situasi individu.

Bagi mereka yang ingin melaksanakan secara berurutan, niatnya dapat dinyatakan dengan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى

(Saya niat puasa pada esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari dari bulan Syawal karena Allah Ta’ala.)

Sementara itu, bagi yang melaksanakan tidak berurutan, niatnya adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ للهِ تعالى

(Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.)

Dan bagi mereka yang berniat saat siang hari dengan kondisi belum makan dan minum, niatannya adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لللهِ تعالى

(Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.)

Kewajiban berniat di malam hari berlaku untuk puasa wajib, namun untuk puasa sunnah, seseorang diperbolehkan berniat di siang hari. Dengan semangat dan niat yang tulus, marilah kita sambut bulan Syawal dengan penuh berkah.