Menteri Koperasi dan UMKM: Tantangan Pengembangan Koperasi Desa Merah Putih

7672575732586529026
Koperasi merah putih 0605

JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Budi Arie Setiadi, baru-baru ini menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pengembangan Koperasi Desa Merah Putih (KopDes Merah Putih). Meskipun potensi keuntungan mencapai Rp 1 miliar pada tahun pertamanya, berbagai kendala masih perlu diatasi sebelum mencapai sasaran tersebut.

Salah satu tantangan utama adalah rendahnya partisipasi masyarakat dan kesadaran akan pentingnya koperasi. Citra negatif koperasi, yang disebabkan oleh kasus-kasus koperasi bermasalah serta pinjaman online ilegal yang berpura-pura menjadi koperasi, turut memperparah situasi ini.

Budi Arie juga mengingatkan adanya potensi ‘elite capture’ dalam pembentukan dan tata kelola KopDes, serta risiko penipuan akibat pengelolaan yang tidak profesional dan kurang transparan. Hal ini ditambah dengan perbedaan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di setiap desa yang menjadi perhatian besar.

Namun, Menteri Budi Arie tetap optimis terhadap potensi besar KopDes Merah Putih, terutama dalam diversifikasi bisnis di pedesaan. Ia menyatakan pentingnya legalitas dalam pendirian KopDes agar dapat mengakses pinjaman dari BUMN hingga Rp 5 miliar, yang akan mendukung pengembangan usaha dan keberlanjutan kedepannya.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menambahkan bahwa pemerintah telah mempercepat proses pembentukan KopDes Merah Putih selama dua bulan terakhir. Seluruh kementerian terlibat secara langsung di lapangan untuk memastikan kelancaran proses.

Zulkifli juga menjelaskan bahwa pinjaman dari perbankan akan disalurkan setelah semua persyaratan legalitas terpenuhi, untuk memastikan pengelolaan keuangan yang baik dan keberlangsungan usaha koperasi.

Budi Arie menekankan bahwa KopDes Merah Putih bukan sekadar lembaga bisnis, melainkan memiliki wawasan sosial yang kuat. Keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, termasuk pembangunan infrastruktur perumahan dan distribusi barang bersubsidi.

Dengan demikian, Budi Arie mengajak masyarakat untuk bersinergi dalam mengatasi tantangan yang ada, sehingga koperasi dapat berfungsi sebagai tulang punggung ekonomi pedesaan yang berkelanjutan dan berdaya saing.

aqua-ilustratif-ramadhan-1446-h (1)
300x600
Pasang-Iklan-disini-Hubungi-kami

Berita Internasional

Pengunjung