SURABAYA – Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi hutan lebat di Jawa, hiduplah seorang pemuda bernama Joko Dolog. Ia dikenal sebagai sosok yang tampan dan memiliki tubuh yang atletis. Namun, yang membuat Joko Dolog berbeda adalah sifatnya yang baik hati dan sikapnya yang rendah hati. Masyarakat di desanya sangat mencintainya karena selalu siap membantu siapa pun yang membutuhkan.
Suatu malam, ketika bulan bersinar terang, Joko Dolog pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Di tengah perjalanan, ia mendengar suara tangisan yang lembut. Rasa penasarannya membawanya mengikuti suara tersebut hingga tiba di sebuah telaga yang indah. Di tepi telaga, ia melihat seekor ikan yang sangat cantik, berwarna emas berkilau. Ternyata, ikan tersebut adalah Roro Pucung, seorang putri yang terkena kutukan dan terjebak dalam wujud ikan.
Roro Pucung menceritakan kepadanya bahwa hanya ada satu cara untuk menghapus kutukan tersebut, yaitu jika ada seorang pemuda yang berani berhadapan dengan Naga Hitam yang menjaga permata abadi di puncak gunung tinggi. Permata itu adalah simbol keberanian dan kebaikan. Hanya pemuda yang memiliki hati tulus yang bisa mengambilnya tanpa rasa takut.
Tanpa ragu, Joko Dolog memutuskan untuk membantu Roro Pucung. Ia berangkat menuju gunung tempat Naga Hitam tinggal, meskipun banyak orang memperingatkan akan bahaya yang mengancam. Di perjalanan, Joko Dolog bertemu dengan berbagai rintangan, tetapi berkat keberaniannya dan niat baiknya, ia dapat mengatasi semua tantangan.
Setelah melewati berbagai rintangan yang sulit, akhirnya Joko Dolog sampai di gua tempat Naga Hitam tinggal. Dengan suara yang gagah, ia menantang naga tersebut. Pertarungan yang epik pun terjadi, tapi Joko Dolog tidak menggunakan kekerasan. Ia berusaha berbicara dengan Naga Hitam, memperlihatkan bahwa keberanian sejati tidak hanya tentang kekuatan fisik.
Ternyata, Naga Hitam juga menyimpan rasa kesepian yang mendalam. Dengan pendekatan yang santun, Joko Dolog berhasil mengubah hati Naga Hitam. Sebagai tanda terima kasih, naga tersebut memberikan Joko Dolog permata abadi. Ketika Joko Dolog kembali ke telaga dan memberikan permata tersebut kepada Roro Pucung, kutukan berhasil dihapus, dan Roro Pucung kembali menjadi seorang putri yang cantik.
Sebagai penghargaan, Roro Pucung mengundang Joko Dolog untuk tinggal di kerajaannya dan menjadikannya pahlawan di desanya. Joko Dolog akhirnya menikahi Roro Pucung dan mereka hidup bahagia, membawa kedamaian dan kemakmuran bagi desa mereka. Legenda Joko Dolog dan Roro Pucung pun turun-temurun diceritakan sebagai simbol keberanian, kebaikan, dan cinta yang tulus.